ZIARAH KUBRO dan PERUKUNAN TSAMARATUL INSAN

Ditulis oleh : H. Ahmad Sabki – Pemerhati dan Tokoh Masyarakat JKS

Ziarah kubro ke makam para ulama/guru Jks. terutama ke makam ulama/guru pendiri Perkumpulan Tsamaratul Insan, adalah bagi mengenang perjuangan mereka para ulama/guru Jks. di zamannya. Betapa upaya mereka untuk memajukan Jambi, khususnya kampung (Jks). Mereka adalah orang orang hebat, berilmu (kiayi/a’lim) serta wara’, visioner rukun bersatu.

Perukunan Tsamaratul Insan (rukun/bersatu), adalah organisasi sosial keagamaan. Mempunyai maksud dan tujuan untuk menanamkan keyakinan atau aqidah Islamiyah, dan untuk mempersatukan masyarakat Islam Jambi, serta mengkoordinir terutama masalah masalah sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan kemalangan. Didirikan oleh para ulama Jambi (JKS), diresmikan oleh Residen Negeri Jambi register No. 1336 pada tanggal 10 September 1915 M. bertepatan dengan tanggal 1 Zulqoidah tahun 1333 H. Ditandatangani oleh salah satu Anggota pengurusnya yaitu Haji Ibrahim Bin Haji Abdul Majid, Kampung Tengah.

Pada zaman kolonial Belanda ada yang namanya Pengadilan Surambi (mungkin tempat sidangnya di serambi rumah), merupakan satu peradilan agama, diketuai oleh seorang Penghulu Hakim (Hoofdpenghoeloe) sebagai hakim tunggal. Yaitu pengadilan yang mengadili atau menyelesaiakan (perkara) masalah masalah keagamaan yang timbul di tengah masyarakat seperti nikah, talak rujuk, pembagian waris, dll.

Di zamannya, seorang ulama/guru Jks. yaitu Haji Abdus Somad bin Haji Ibrahim, ditetapkan oleh pemerintah Kolonial Belanda menjadi “Penghulu Hakim (Hoofdpenghoeloe)”, sebagai hakim penghulu Kota Jambi. Oleh masyarakat Jambi (Jks) zaman itu dikenal dengan sebutan Guru Hof. (Rumah guru Hof dulu agak di darat, di perbatasan antaro Ulu Gedong dengan Kampung Tengah, seingat kami rumah itu kini masih ado).

Hemat kami Guru Hof berperan dalam berdirinya Perukunan Stamaratul Insan. Karena pada zaman kolonial Belanda adalah tidak mudah mendirikan organisasi organisasi kemasyarakatan – apapun namanya, karena selalu dicurigai dicap sebagai gerakan untuk mengorgansir Indonesia merdeka. Disini, beliau Guru Hof berperan, sebagai orang Jks. yang punya jabatan resmi di pemerintahan pada zaman kolonial Belanda. Selain beliau memang seorang ulama/guru, a’lim berilmu, sehingga Perukunan Stamaratul Insan (dipercaya) dapat resmi berdiri.

Pengurus Perukunan Tsamaratul Insan berjumlah enam orang yang mewakili beberapa kampung di seberang (Jks) saat itu yaitu,

  1. Haji Abdus Somad bin Haji Ibrahim (Hof penghulu Kotamadya Jambi),
  2. Haji Ibrahim Bin Haji abdul Majid (kampung Tengah),
  3. Haji Ahmad Bin Haji Abdul Syukur (Kampung Tahtul Yaman),
  4. Haji Usman Bin Haji Ali (Kampung Tanjung Johor),
  5. Kemas H.Muhammad Sholeh Bin Haji Muhammad Yasin (kampung Tanjung Pasir),
  6. Sayyid Alwi Bin Muhammad Bin Syihab (Kampung Pasar Jambi).

Selanjutnya mereka para ulama/guru Jambi Kota Seberang, tokoh Perkumpulan Tsamaratul Insan tersebut pelopor dalam mendirikan madrasah. Yang didirikan sejak tahun 1915 M.

  1. Nurul Iman di Ulu Gedong,
  2. Nurul Islam di Tanjung Pasir,
  3. Madrasah Sa’adatuddaren di Tahtul Yaman,
  4. Madrasah Jauharen di Tanjung Johor.

Allohu a’lam.🙏❤️.
Sumber, Buletin Al-Turas Vol. 26 No. 1 January 2020.
Bdg.220225.

More From Author

Rumah Batu Olak Kemang: Sejarah, Masa, dan Kaitannya dengan Kesultanan Sultan Thaha Saifuddin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *